perjalanan marga lubis ke tanah mandheling
Tanah Batak selatan mostly penduduknya adalah orang2 yang bermarga Lubis, Nasution, Harahap dan Siregar. Inilah the big four marga2 disana. Tentu saja ada juga marga2 kecil lainnya seperti Rangkuti, Dalimunte, Batubara, Pulungan, Hasibuan, etc..etc..
Dari segala marga2 tersebut, yang pertama kali menduduki tanah Batak Selatan adalah Lubis clanspeople. Sudah lebih dari 65 generations, sejak +- 1500 tahun yang lalu meninggalkan Toba Lake region. Orang2 marga Lubis semula bertempat tinggal di Toba dekat ke Balige yg sekarang, dan di Uluan dekat ke Narumonda yang sekarang.
Lubis clanspeople yang pergi merantau hanyalah minority. Lubis clanspeople yg tetap di toba adalah yang Majority. Begitulah semula situation-nya. Akan tetapi, pada tahun 1818 orang2 marga Lubis di Toba exterminated dengan pedang oleh Tentara Padri dari Minangkabau pimpinan Tuanku Imam Bonjol (another pahlawan nasional Indonesia from West Sumatera). Akibatnya sebagai berikut: orang2 marga Lubis yang di Mandailing (tanah selatan) sekarang kini menjadi majority. Sedangkan orang2 marga Lubis di Toba, nearly wiped out menjadi rara-avis!
Orang2 marga Lubis mulai dari The southern shores of the Toba lake, pergi migrating ke arah selatan. Mereka melewati daerah2 Humbang, Pahae, Sirpirok, dan Angkola, dan after 15 generations at long last settled di Mandailing selatan. Kenapa begitu jauh jaraknya during 15 generations baru settled, sedangkan mereka melewati daerah2 yang masi kosong penduduk????
This is the explanation: Orang2 marga Lubis hidup paling enak dari robbery agriculture. Artinya: mereka membakara hutan2 dan berladang di situ. Tentu saja very fertile, tanah perawan yang bercampur abu. Akan tetapi, after third years sudah mulai tumbuh lagi ilalang2 and saplings. Daripada banting tulang mencabuti ilalang2, orang2 Lubis enak saja berpindah alamat dan membakari hutan2 di tempat yang lain. Memang paling enak cara robbery agriculture yang begitu, karena sangat banyak pula anak2 rusa dan babi hutan yang turut terbakar. Tinggal angkat, tinggal gigit! Sudah mateng terbakar toch??
Robbery agriculture tentulah devastating untuk daerah hutan yang disiksa begitu. Hanyut segala top soil, yang built up during centuries. Tragic remnants di tanah Batak adalah: tanah tandus di daerah Humbang dan di daerah Sipirok. Seperti tanah tandus di Oklahoma - USA, dimana terjadi dust-bowl.
Sebelum main stream dari suku bangsa Batak mendarat di muara sungai Sorkam dan settled di tepi danau Toba, di muara sungai Batangtoru sudah terlebih dahulu mendarat suatu suku bangsa yg lain, yang bukan Proto Malayan dan juga bukan Neo Malayan. Who??? Suku bangsa LUBU. Suku bangsa Lubu adalah Negroid - Dravidic, sebangsa dengan orang2 Kubu, Sakai (di Riau), Semang, Andaman, Nicobar dan masi banyak lagi suku bangsa Negroid - Dravidic yang tersebar di seluruh kepulauan Nusantara.
Note: Suku Sakai, hingga hari ini masi berada di pedalaman hutan Riau, masi menjadi suku terbelakang, tidak tau kemajuan tekhnologi sudah sampai mana dan beberapa masih menggunakan pakaian adat yang topless seperti suku2 di pedalaman hutan lainnya. Saya mengetahui hal ini secara pasti karena saya sempat grown up di daerah Duri - Riau perumahan PT. Caltex Pasific Indonesia, dimana orang2 suku Sakai masih sering masuk ke daerah kota modern ini untuk meminta sumbangan atau menukarkan hasil ladang mereka dengan beras atau barang2 non sandang - pangan - papan lainnya.
Suku Negroid - Dravidic ini berasal dari Satpuri Hills di India Selatan sebelah barat. Dari situ mereka terdesak keluar karena adanya Arian invension yang memasuki India lewat Khyber Pass. Orang2 Negroid - Dravidic sebenarnya adalah penduduk India yang tertua. Mereka yg di India tertindas dan menjadi untouchable, excluded dari kasta dan excluded dari Agama Hindu. Kini di India masih ada sejumlah +- 12.000.000. Integration dipaksakan oleh perdana menteri Nehru yang bukan saja mengulurkan tangan kepada untouchable people ini, tetapi juga mengangkat seseorang dari mereka menjadi "yang mulia menteri". Bravo for Nehru!!!
Back to the tanah Batak selatan, orang2 Lubu sudah menempati daerah pengaliran sungai Batangtoru, pada waktu forrest burning Lubis clanspeople datang dari jurusan utara. ORang2 Lubu di halau oleh orang2 marga Lubis. Kasian betul Negroid - Dravidic tribes. Dimana-mana tertindas!!!
After 15 generations of happily forrest burnings, pyromaniac Lubis clanspeople at long last sampai di Mandailing Selatan, di tempat Muara Sipongi yang sekarang. Disitu Lubis clanspeople sangat parah diserang!! By whom??? Oleh orang2 suku Minangkabau, Neo Malayans yang juga bekembang secara centripetal dari kaki gunung Merapi - Singgalang.
Lubis Clanspeople terpaksa stop. Orang2 Lubu juga dapat stop, tidak dihalau2 lagi dari belakang. Terjepit antara orang2 marga Lubis dan orang2 Minangkabau, orang2 Lubu occupied the unwanted jungles in between. Hingga hari ini masih happy2 saja di hutan2 yang sedikit itu. Enak memakan apa saja yang hidup, entah yang kakinya 4, entah yang kaki 2 atau tangan 2, dan yang kaki 0. Persis seperti orang2 Pigmee di Africa. Never mind. Yang penting bisa dimakan. Bon Appetit!
Orang2 marga Lubis mau ke barat sudah tidak mungkin. Ada lautan Samudera Hindia. Mau ke Timur juga tidak mungkin. Daerah yang maha luas antara sungai Asahan dan sungai Rokan, during 2 generations sudah di kuasai oleh orang2 marga Harahap yang merupakan Horse riding cattle breeds. Sangat lincah menggunakan butcher knifes!!! Look out Lubis, jangan berani dekat2 dengan pyromany.
Orang2 marga Lubis mau kembali lagi ke Utara, retracting their own devastations ke jurusan danau toba, juga tidak mungkin. Daerah pengaliran sungai Batanggadis sudah diduduki pula oleh suatu mixed population yang terjadi di pelabuhan2 Natal dan Singkuang. Disana terlalu banyak Bugis elements yang siap melemparkan forrest burning Lubis clanspeople ke dalam their own bon fires. Poor Lubis..
Orang2 Lubis di Mandailing selatan terpaksa menjadi well behaving. Terpkasa settled tanpa bakar2 hutan, tanpa robbery agriculture, tanpa gratis deer and pork barbecues. Terpaksa banting tulang mencabuti ilalang2 di ladang2. Lebih parah lagi: terpaksa menggali selokan2 untuk mengairi sawah2. No more Pyromaniac bon fires!
Karena serangan2 dari orang2 Minangkabau tribes untuk membendung forrest burning Lubis clanspeople, maka orang2 Lubis terpaksa pula berbenteng di Pakantan Dolok yang memang sangat startegic letaknya. A natural fortress. Itulah asal mulanya Pakantan sekali setahun menjadi tempat forum dari raja2 Mandailing. Pada forum raja2 mandailing yang terakhir di tahun 1833, di situlah dibuat perjanjian Pakantan. Dan sejak itu Mandailing menjadi bagian dari Hindia Belanda 1833 - 1942.
Demikianlah caranya orang2 Lubis marga Lubis yang berasal dari Toba menjadi orang2 Mandailing Selatan, menjadi orang2 Tanah Batak Selatan yang tertua. Sudah sejak lebih 65 generations.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan, Mohon tidak mengirim SPAM (Link Hidup) Didalam komentar blog ini... Terimakasih.